Selasa, 27 November 2012

Hari Pahlawan

       Diera globalisasi ini arti pahlawan tentunya berbeda dengan zaman penjajahan dulu, dimana pahlawan adalah orang-orang yang berjuang hingga titik darah penghabisan untuk kemerdekaan indonesia. Sosok pahlawan tentu sangat berbeda untuk saat ini, bagi seorang anak orang tua adalah pahlawan bagi mereka, bagi dunia pendidikan guru menjadi pahlawan.


      Dalam menyikapi hari pahlawan tanggal 10 November lalu, masih banyak dari masyarakat Indonesia yang belum mengaplikasikan rasa terima kasih mereka kepada pahlawan terdahulu. Contoh kecilnya dilingkungan kampus, tidak ada bentuk kongkrit yang diwujudkan oleh mahasiswa dalam menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada pahlawan.

     Berbicara lebih jauh, pemerintah pun terkesan melupakan pejuang pejuang kemerdekaan yang masih hidup, banyak dari mereka yang hidup jauh dari standar kelayakan. Hal ini yang perlu disikapi oleh pemerintah pun harus memperhatikan kesejahteraan hidup mereka, karena sudah menjadi rahasia umum banyak dari veteran yang hidup sebatangkara, dan hidup dari belaskasihan warga sekitar tempat tinggal mereka

Hubungan Masyarakat Desa dan Kota

       Masyarakat desa dan kota, Terkadang terjadi kesenjangan sosial diantara mereka, yang paling mencolok adalah dari gaya hidup mereka, orang kota terkesan royal dan mewah dengan fasilitas yang mereka miliki seperti mobil, gadget dan sebagainya, sedangkan masyarakat desa terkesan hidup sederhana bahkan beberapa orang kota memandang mereka dengan sebelah mata. taraf hidup mereka pun sangat berbeda, mereka yang hidup dikota mereka yang hidup di kota memiliki penghasilan yang kebanyakan dari mereka mendapatkannya dari bekerja di perusahaan, pabrik, dan sebagainya sementara mereka yang hidup di desa kebanayakan menjadi petani, buruh dan sebagainya.

        Sedikit menggelitik sebetulnya, karena banyak orang kota yang mencari ketenangan didesa, mereka yang muak atau stress dengan kepadatan kota membutuhkan ketenangan dan desa menjadi sasarannya, sementara orang desa justru ingin merasakan hidup atau tinggal di kota.

     Jadi kesimpulannya, orang kota dan orang desa ibarat 2 sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan baik orang desa maupun orang kota baiknya saling melengkapi, orang kota menaikan taraf hidup orang desa sementara orang desa memberikan apa yang orang kota butuhkan contoh kecilnya hasil panen.

Minggu, 04 November 2012

Sumpah Pemuda dan Pemuda Saat Ini



 Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
 Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
 Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Sumpah pemuda, sebuah ikrar yang diucapkan setiap tahun mulai dari jenjang pendidikan sd, smp, sma. Berbicara tentang pemuda bukanlah berbicara tentang remaja yang duduk dibangku sekolah, melainkan mereka yang berusia 17 tahun keatas , banyak pemuda yang tidak memiliki kesadaran tentang norma-norma yang berlaku dimasyarakat, banyak perilaku yang menyimpang yang dilakukan pemuda - pemuda saat ini, mulai dari perkelahian hingga bentrok antar pemuda akibat hal sepele. Hal tersebut membuktikan belum adanya kesadaran dari pemuda tentang persatuan yang tertuang dalam sumpah pemuda.
 Disisi lain banyak perilaku yang dilakukan pemuda yang menyimpang dari norma - norma, judi, minuman keras, tawuran bukanlah budaya dari negeri ini, tapi itulah yang diimplementasikan pemuda saat ini, itu menunjukan terjadinya pergeseran budaya yang cukup ekstrim di negeri ini. Contoh pergeseran budaya lainnya yang cukup mencolok tetapi tidak kita sadari yaitu life style atau gaya hidup, gaya berpakaian, perilaku konsumtif terhadap produk luar negeri meskipun pemerintah sudah menggalakan produk "aku cinta indonesia" , namun pada aplikasinya hanya segelintir orang yang masih setia membeli produk dalam negeri.